:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2377276/original/057118200_1538979394-the_masterpiece_dan_the_empyreal.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Memasuki kuartal terakhir di tahun 2018, pelaku industri properti terus berharap akan ada perubahan besar yang terjadi. Sayang, kondisi pasar yang masih melambat berdampak cukup dalam pada penjualan proyek.
“Kondisi pasar yang melambat sangat terasa khususnya pada properti harga di atas Rp1 miliar. Pembeli cenderung menunggu sehingga keputusan pembelian jadi lebih lama. Termasuk juga saat memilih waktu pembayaran, konsumen lebih mempertimbangkan tenor panjang,” jelas Hermon Simanjuntak, Marketing & Sales Division Head PT Bakrie Swasakti Utama.
Baca juga: Informasi properti secara komprehensif, mulai dari lokasi properti favorit konsumen, hingga ke harga hunian di Indonesia dalam Rumah.com Property Index!
Ia menambahkan, “Sehingga jika dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2017, di paruh pertama 2018 kemarin belum menunjukkan perbedaan signifikan.”
Meski begitu, berbagai pelaku industri tetap meyakini instrumen investasi di sektor riil (properti) masih sangat menjanjikan. Lantaran dibanding negara Asia lainnya, Indonesia masih menjadi negara tertinggal.
(Ingin tahu apa yang menjadi kebutuhan konsumen properti saat ini? Temukan jawabannya dalam Riset Konsumen Properti di Rumah.com!)
Prospek properti sendiri sangat bergantung pada beberapa faktor eksternal terkait, diantaranya pertumbuhan ekonomi, siklus bisnis, suku bunga, rasio Loan to Value (LTV), infrastruktur, demografi (populasi: jumlah dan usia), regulasi pemerintah, dan lokasi.
Menyangkut pertumbuhan ekonomi Indonesia, realisasinya pada tahun ini diperkirakan meleset dari target (5,2%) atau hanya tumbuh 5,05%.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Meski Lesu, Pengembang Tetap 'Pede' Kejar Target"
Post a Comment